Minggu, 14 September 2008

BISNIS MERIAS JENASAH CUKUP MENGGIURKAN


Pernah dengar profesi merias mayat tidak? Mungkin sebagian orang belum mengenal profesi yang satu ini, karena profesi semacam ini masih sangat jarang dijumpai di tengah-tengah masyarakat. Disamping profesinya masih terbilang unik, profesi seperti ini juga harus membutuhkan skill dan keterampilan khusus,karena merias memang bukanlah hal yang baru,tapi merias orang yang sudah meninggal, yang mempunyai bentuk dan warna yang pasti berbeda dengan orang yang masih hidup pastilah sangat sulit dan harus mempunyai teknik yang khusus. Merias pengantin, selebriti, atau orang yang hendak merayakan sesuatu, itu hal biasa. Namun merias mayat, itu luar biasa. Bayangkan saja, ia mesti berkutat mendandani mayat yang, boleh jadi, tidak keruan rupanya akibat penyakit yang diderita atau kecelakaan yang menimpa. Tak heran bila cuma sedikit yang menjalani profesi ini. Sudah tentu, perias mayat tak melulu bermodalkan keberanian. Ia juga mesti memiliki jiwa seni dan panggilan jiwa untuk menekuni profesi ini.

Karena inti dari pekerjaan merias adalah membuat obyek riasannya menjadi lebih indah, jiwa seni menjadi hal yang penting. Pasalnya, wajah setiap mayat memiliki kontur berbeda-beda. Nah, jiwa seni inilah yang bakal menuntun si perias dalam memoles wajah mayat agar tampak berseri-seri atau tersenyum. Dengan demikian, keluarga yang ditinggalkan tidak terlampau sedih.

Dengan berdasarkan hal itulah kami (mahasiswa kelompok manajemen A Universitas Multimedia Nusantara) mencoba mencari informasi dari berbagai sumber untuk mengetahui informasi tentang profesi dan bisnis yang bisa dibilang unik ini. Dan satu dari sekian banyak perias mayat di Indonesia kami mendapatkan seorang sosok yang sudah 22 tahun mengguluti profesi ini.(www.jawapos .com/metropolis) Ia adalah wanita separuh baya bernama,Dewi Murwati. Selama 22 tahun ia sudah melewati pasang surut dalam menjalani bisnis periasan orang mati ini. Terakhir ini ia menceritakan pengalamannya dalam merias orang yang sudah meninggal.Menurut cerita wanita kelahiran 26 Mei 1958,pengalaman yang sangat berarti baginya ketika ia ditugasi Stephanie Octavia,salah seorang dari pengusaha peti mati untuk merias Sumiarsih,seorang wanita yang divonis pidana mati oleh pengadilan setelah dirinya gagal mengajukan grasi kepada presiden.Ditambahnya lagi,merias orang yang telah meninggal bukanlah hal yang mudah, tidak seperti merias pengantin pada umumnya.Oleh karena itu,banyak pula yang tertarik untuk mengikuti kursus merias jenasah.

Pengalaman dari Dewi Murwati saat merias Sumiarsih terpidah mati ,membuat wanita yang sudah setengah baya itu menganggap dirinya beruntung saat menerima tugas it.Karena ini merupakan pengalaman yang baru dan juga merasa terharu.

Selain Dewi Murwati, kami juga mendapatkan sekelompok orang yang membentuk yayasan untuk mengurusi jasa pemakaman bagi orang asing.(blogberita.net) Meskipun tugas intinya adalah merias, kata Daniel Rusmondo, satu dari lima orang perias mayat di rumah duka St. Carolus, “Tapi ada beberapa rambu yang mesti diperhatikan ketika akan merias mayat.” Pertama, sang perias harus memakai baju khusus seperti baju dokter, kaus tangan, sepatu karet, dan penutup mulut. Ini untuk menghindari bahaya infeksi atau tertular penyakit yang ditimbulkan dari mayat. Misalnya, mayat yang terkena penyakit kencing manis biasanya kondisinya mudah membusuk, kulitnya mudah terkelupas, dan mengeluarkan cairan dengan bau yang tak sedap. Penjelasan Daniel tersebut diamini Maria Magdalena Lena Mulyana (Lena), perias mayat dari rumah duka Atmajaya. Selanjutnya si perias dengan dibantu staf, biasanya tiga orang, mempersiapkan peralatan mandi seperti sabun, sampo, wash lap, dan handuk. Setelah kondisi mayat bersih (baik dalam maupun luar tubuh), mayat diberi pengawet formalin agar tidak cepat busuk dan kulit tidak kisut. Untuk prosesnya sendiri dimulai dari pemberian alas bedak (foundation), bedak, memperindah alis, hingga lipstik. Semuanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Agar wajah obyek tidak tampak pucat, terlebih dahulu dibaluri ramuan dempul seperti lilin buatan Switzerland. Bahan ini bisa tersamar dengan warna kulit. “Saya tinggal memoleskan foundation dan bedak, maka mayat akan tampak segar,” ujar Lena.

Selain Daniel dan Lena, ada juga Josaphat R. Ranuadmadja (Yosef),yang sudah sekitar 70 tahun, menekuni pekerjaan tersebut sejak 1983 di Balikpapan, Kalimantan Timur, lewat Yayasan Kasimo. Orang asing yang menggunakan jasanya merupakan karyawan perusahaan modal asing dan lokal di situ. Salah satu pengalamannya di dunia bisnis merias mayat adalah ketika Kasus Busang pada medio 1990-an meninggalkan kesan mendalam bagi Yosef. Ialah yang mengurus jenazah Antonio de Guzman, geolog penemu “cadangan emas” terbesar di dunia. Konon, de Guzman tewas bunuh diri meloncat dari helikopter ketika skandal terbuka. Mayatnya sudah rusak ketika ditemukan sepuluh hari kemudian. Pihak kepolisian kesulitan membersihkannya. Akhirnya, “Saya masukkan empat liter cairan Baygon lewat anus, dipompa dengan kompresor untuk mengusir belatung,” ujar Yosef. Ia ikut dalam proses evakuasi jenazah dari pedalaman Kalimantan Timur hingga mengantar ke Manila.

Oleh sebab itu, karena profesi ini terbilang langka, maka budget yang harus dikeluarkan untuk sekali merias orang mati bisa dikatakan cukup fantastis.Mulai dari 1,2 juta hingga bisa menembus 2,5 juta.Itupun hanya untuk sekali make up.Jika dikalkulasikan setiap bulannya bisa merias 10 orang,revenue yang bisa didapat bisa mencapai 12-25 juta. Itupun hanya dikalikan sepuluh orang, karena setiap tukang make up atau perias biasanya kerja sama dengan pihak rumah sakit atau rumah duka, dan orang yang meninggal setiap bulannya bisa mencapai lebih dari 10 orang.

Tertarik mencoba bisnis yang satu ini..??

4 komentar:

ant'z mengatakan...

TERTArik banget tuh..

ant'z mengatakan...

Emang sh kayanya nh kerjaan sepele banget,,,tp JANGAN SALAH!
duitnya cing..
vulus..vulus..
hepeng..hepeng..
money..money..
duittt makk..duit..
lumayan kanbwt kerjaan sampingan!

Unknown mengatakan...

Selamat siang mas, boleh bagi info kontak perias jenasah nya ga?

Unknown mengatakan...

Kalau mau gabung jd perias jenazah bagaimana caranya ya? Apakah kita harus tanya ke managemen rs?